foto: Independent |
CALIFORNIA - Pluto dijuluki sebagai 'bola salju' dengan permukaannya yang terdiri dari es metana dan terletak 3,6 miliar mil dari matahari. Pluto yang pertama kali ditemukan pada 1930 diturunkan statusnya menjadi 'planet kurcaci' oleh International Astronomical Union pada 2006.
Dilansir Stuff.co.nz, Jumat (3/10/2014), planet ini konon dianggap terlalu lemah untuk disebut planet, karena tampak sebagai kelompok batu besar. Beberapa ilmuwan kini mengatakan, Pluto yang statusnya menjadi 'planet kurcaci' harus kembali disebut sebagai planet.
Owen Gingerich dari Harvard yang memimpin komite definisi planet IAU berpendapat pada sebuah forum bulan lalu, mengungkap bahwa sebuah planet adalah kata yang didefinisikan budaya yang berubah dari waktu ke waktu. Pluto merupakan salah satu planet di sistem tata surya.
Gareth Williams, direktur asosiasi dari Minor Planet Center IAU mengungkapkan, Pluto bukan sebuah planet. Planet merupakan objek dalam orbit yang mengelilingi matahari. "Planet harus bulat atau hampir bulat," tambahnya.
Williams mengatakan, Pluto gagal pada sifat planet yang tidak dikelilingi oleh benda-benda dari ukuran dan karakteristik yang sama. Selain itu, Pluto gagal disebut planet karena memiliki faktor lainnya seperti memiliki 'planet kerdil' di sekitarnya dan tumpang tindih dengan orbit Neptunus.
Pluto kabarnya memiliki ukuran sekira seperlima ukuran Bumi. Perdebatan oleh para ilmuwan ini kabarnya telah berlangsung sejak 18 September 2014.
Source : Okezone.com
No comments: